sayap33 for Dummies

“Kau kira aku tidak dapat berhubungan dengan para pemimpin di Pajang untuk membuktikan kebenaran kata- katamu? Kau dapat memberikan laporan apa saja sehingga para pemimpin di Pajang memerintahkan sepasukan prajurit untuk datang ke Tanah Perdikan ini. Tetapi akupun dapat memberikan laporan langsung kepada para pemimpin di Pajang atas tingkah lakumu disini.

Tetapi yang kami cemaskan adalah bahwa kemungkinan lain dapat terjadi. Pimpinan prajurit di Pajang akan dapat mengganti sekelompok prajurit yang ada di Gemantar dengan kelompok yang lain yang akan berbeda sekali sifat dan wataknya. Terutama pimpinannya.”

Bahkan mungkin Kasadha akan dapat mengerti dan bersedia bersama-sama bertemu dengan beberapa orang pejabat di Pajang.

Bahkan hampir setiap saat mereka telah berusaha untuk meningkatkan kemampuan dengan cara mereka masing-masing. Seseorang telah mempunyai kebiasaan berlari-lari menuju dan pulang dari sawah. Seorang yang lain telah melatih daya tahan tubuhnya dengan bekerja keras disawah tanpa beristirahat. Ada yang mempergunakan waktunya di malam hari dengan berlatih mempergunakan senjata yang hampir dilupakannya.

Iswari sendiri memang tidak langsung berada didalam barisan. Ia berada di belakang garis perang namun tidak terlalu jauh sehingga ia mampu memperhatikan medan dengan sebaik-baiknya.

Sementara itu pertempuran di seluruh gelar itu memang berlangsung semakin sengit. Ketika matahari memanjat langit semakin tinggi, maka orang-orang yang bertempur itu telah menjadi berkeringat. Ketika telapak tangan mereka menjadi basah, maka mereka seakan-akan memang menjadi semakin garang.

Tetapi mereka telah menempatkan diri diperbatasan. Sambil membangun semacam perkemahan yang dilengkapi dengan pertanda kebesaran dari pasukan yang datang itu dengan rontek, umbul-umbul, kelebet dan bahkan tunggul-tunggulnya, maka Pajang telah mengutus tiga orang Senapatinya menuju ke rumah Kepala Tanah Perdikan.

” “Bagaimanapun juga tentu ada keseganan yang satu dengan yang lain,“ berkata Kiai Badra, “namun naluriku masih belum melihat bahaya yang dekat di hidung kita.”

Para pemimpin kelompok prajurit Pajang yang memang memiliki kemampuan bertempur dalam gelar itu telah memerintahkan pasukanannya untuk memusatkan serangan-serangannya pada pangkal sayap itu. Beberapa orang bekas pengawal Tanah Perdikan sudah bekerja keras untuk menahan mereka.

Belum lagi gema teriakan itu lenyap, maka sebenarnyalah para pengawal Tanah Perdikan telah melontarkan anak panah yang meluncur bagaikan semburan air.

Risang kemudian telah menerima sepuluh orang prajurit pilihan dari Jipang itu dan menempatkannya di beberapa kelompok yang justru tidak sayap33 terdiri atas para pengawal.

Namun ketika prajurit itu mendekatinya, maka seorang pengawal dengan tangkasnya telah memotong geraknya sehingga untuk sesaat prajurit itu harus bertempur melawan pengawal itu.

Sepeninggal orang-orang Gemantar, maka Sembojan benar-benar merasa bahwa Tanah Perdikan itu telah terancam kekerasan yang setiap saat akan datang. Mungkin dengan cara yang jauh lebih kasar dari cara yang ditempuh Kasadha.

Ternyata Ki Tumenggung menganggap bahwa berbicara di halaman adalah cara yang paling baik untuk tetap merahasiakan pembicaraan, karena tidak akan ada orang yang mengintip dibalik dinding untuk dapat mendengarkan pembicaraan itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *